Skip to main content

ANALISIS JURNAL POSITIVE ACCOUNTING THEORY: A CRITIQUE (SINHA, 2008)


1.    Hasil review jurnal secara umum
Tulisan Sinha secara umum membahas mengenai teori akuntansi positif yang dapat memprediksi dengan baik praktek akuntansi yang terjadi. Teori akuntansi positif dikatakan sangat kontras dengan teori akuntansi normatif. Tulisan Sinha bermaksud untuk menguji validitas dari teori akuntansi positif dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Dari pembahasan yang dilakukan dan berdasarkan literatur dari penulis yang lain, Sinha mengusulkan adanya integrasi dari dua pendekatan ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Positive accounting research (PAR) merujuk kepada desain penelitian akuntansi khusus yang berusaha untuk menjelaskan praktek akuntansi dari perusahaan. Dasar dari PAR adalah adanya positive accounting theory (PAT). Tiga dasar hipotesis dari PAT, seperti yang dikemukakan oleh Watts dan Zimmerman (1978), yaitu bonus plan hypothesis, debt/equity hypothesis, dan political cost hypothesis. Dalam tulisan ini, Sinha berusaha untuk memandang PAT dari berbagai sudut pandang.

2.    Poin utama pembahasan jurnal
Is PAT Scientific? (Apakah PAT bersifat sains?)
Watts dan Zimmerman (1986) menyatakan bahwa praktek akuntansi bersifat ilmiah, sedangkan penelitian akuntansi tradisional bersifat normatif sehingga non-ilmiah. Inti dari metodologi akuntansi positif adalah bahwa tujuannya untuk menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi. Hal ini menyebabkan klaim bahwa teori positif adalah teori akuntansi ekonomi yang berbasis dan berevolusi dari penggunaan konsep ilmiah teori (Whittington, 1987). Ada dua isu yang terlibat dalam pernyataan ini. Pertama-tama, seperti yang ditunjukkan oleh Chambers (1993), sifat pengetahuan ilmiah secara simultan positif dan normatif, atau deskriptif dan preskriptif. Masalah kedua, yang berkaitan dengan yang pertama adalah tentang keyakinan teori positif merupakan ilmu yang bebas nilai dan non-sains adalah ilmu yang sarat nilai atau normatif (Sterling, 1990). Sterling lebih lanjut menunjukkan bahwa praktek-praktek paling ilmiah atau penelitian yang normatif dalam arti bahwa mereka berusaha untuk mengetahui apakah praktek memenuhi standar, yang hampir selalu teori dependen. Teori-teori ilmiah menjelaskan dan memprediksi fenomena alam, tapi salah satu fungsi dari teori adalah untuk memberikan pedoman kepada para praktisi disiplin itu apakah mereka benar mengikuti kaidah teori yang sesuai atau tidak.
Klaim PAT yang ilmiah dikritisi oleh Christenson (1983). Dia berpendapat bahwa karena PAT berkaitan dengan menjelaskan, memprediksi, dan menjelaskan perilaku akuntan dan manajer, maka disiplin ilmu tersebut harus disebut sebagai 'sosiologi akuntansi.’

Is PAT Economic-Based? (Apakah PAT berbasis ekonomi?)
Watts & Zimmerman mendefinisikan PAT sebagai teori akuntansi berbasis ekonomi. Mereka menyatakan bahwa 'pandangan dalam teori, secara eksplisit maupun implisit, mendasari kebanyakan studi empiris di bidang ekonomi' dan juga bahwa 'perkembangan teori akuntansi positif memiliki tempat dalam arus utama ekonomi dan penelitian keuangan'. Dua fitur yang menonjol dari penjelasan berbasis ekonomi ini adalah: (1) individualisme metodologis dan (2) hipotesis maksimalisasi neoklasik. Individualisme metodologis adalah komitmen untuk menjelaskan setiap fenomena sosial sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan individu dan hipotesis maksimalisasi neoklasik mengklaim bahwa setiap individu yang membuat keputusan tersebut secara eksklusif memiliki keinginan untuk memaksimalkan utilitas pribadinya. Maka pertanyaan selanjutnya yang dikemukakan oleh Sinhan untuk menguji validitas PAT adalah apakah maksimalisasi utilitas merupakan penjelasan yang valid?
Jika semua tindakan manusia dapat dijelaskan dalam hal prinsip maksimisasi utilitas maka tidak ada tindakan manusia atau interaksi yang tidak menghasilkan maksimisasi utilitas bagi individu yang bersangkutan. Seperti yang ditunjukkan oleh Sterling, terlepas dari apakah perusahaan menggunakan LIFO atau FIFO, penjelasan akan sama, yaitu, LIFO (atau FIFO), akan memaksimalkan utilitas dari manajer yang membuat keputusan. Dasar untuk penelitian juga akan sama. Ini akan memandu peneliti positif untuk mencari cara bagaimana LIFO (atau FIFO) memaksimalkan utilitas manajer, misalnya, melihat apakah LIFO (atau FIFO) memaksimalkan laba yang dilaporkan dan jika pendapatan manajer terikat dengan laba yang dilaporkan sehingga memaksimalkan utilitas manajer. Hal ini juga subjektif karena setiap manajer memiliki fungsi utilitas yang berbeda dan parameter fungsi utilitas yang berbeda.

Element of Controversy (Bagian kontroversi)
Para ahli teori akuntansi positif telah mencoba untuk secara radikal mengubah pertanyaan mendasar akuntansi dari 'apa sebaiknya praktek akuntansi itu?' menjadi 'apa praktek akuntansi itu?' (Sterling, 1990). Sterling memperingatkan bahwa merubah pertanyaan secara radikal dalam sebuah disiplin ilmu adalah masalah yang paling penting bagi disiplin ilmu itu sendiri.

Need for Integration (Kebutuhan untuk integrasi)
Kesenjangan antara dua pandangan berbeda dalam penelitian akuntansi telah begitu kuat dan mendalam pada awal abad ke-21. Untuk hal ini, maka Sinhan mengusulkan adopsi pendekatan kondisional-normatif, yang sudah cukup menonjol di bidang ekonomi. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa bukan untuk tidak mengetahui bagaimana orang berperilaku atau bagaimana mereka harus bersikap secara mutlak, tapi bagaimana mereka harus bersikap jika mereka ingin mencapai tujuan tertentu (Mattessich, 2002). Seperti ditunjukkan oleh Mattessich, pendekatan kondisional-normatif dapat digunakan dalam cara yang cukup netral. Tujuannya adalah untuk terciptanya serangkaian model akuntansi yang baik.

Conclusion (Kesimpulan)
Watts & Zimmerman telah menunjukkan jalan ke arah penelitian masa depan bagi para peneliti PAT. Mereka mencatat bahwa "PAT merupakan studi akuntansi yang paling berusaha untuk menjelaskan pilihan dari metode akuntansi tunggal (misalnya, pilihan depresiasi) bukan pilihan metode akuntansi kombinasi" (Watts dan Zimmerman, 1990). Mereka menekankan perlunya meningkatkan hubungan antara teori dan tes empiris. Mereka lebih lanjut mencatat bahwa mengembangkan dan menguji hipotesis alternatif bagi keteraturan empiris yang ada juga akan meningkatkan hubungan antara teori dan tes.
Mangos dan Lewis (1995) menekankan bahwa "mengadopsi paradigma sosial-ekonomi untuk menganalisis pilihan praktek akuntansi manajer dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Identifikasi penjelasan seperti itu akan membantu manajer dalam memahami respon mereka terhadap masalah-masalah sosial-ekonomi dan hubungannya dengan nilai perusahaan.” Mereka berpendapat bahwa variabel sosial berdampak pada perilaku manajer dan pilihan kebijakan akuntansi adalah tindakan sosial dan tanggung jawab sosial perusahaan seperti yang ditunjukkan dalam isi laporan tahunan perusahaan merupakan sebuah pengaruh sosial yang terlihat dan terukur. Mereka lebih jauh mencatat bahwa kemungkinan ada hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dipilih yang merupakan perilaku manajer. Perkembangan yang demikian akan membantu dalam solusi pemisahan bidang sosial dan ekonomi dan mengarah pada paradigma awal sosial ekonomi.

Kritik bebas terhadap jurnal

Secara umum pertanyaan kritik yang disampaikan oleh Sinha didasarkan pada pengujian apakah PAT dapat dikatakan sebagai sains dan apakah berbasis ekonomi. Kritik yang kami berikan terhadap pembahasan jurnal Sinha adalah harus ada ringkasan penelitian-penelitian yang pro dan kontra terhadap PAT. Ringkasan tersebut mungkin dapat berupa diagram atau tabel sehingga pembaca dapat dengan mudah mengetahui judul-judul penelitian yang pro dan kontra terhadap PAT.

Comments

Popular posts from this blog

Bendung dan Bagian-Bagiannya

2.1 Pengertian Bendung Sebuah bendung memiliki fungsi, yaitu untuk meninggikan muka air sungai dan mengalirkan sebagian aliran air sungai yang ada ke arah tepi kanan dan tepi kiri sungai untuk mengalirkannya ke dalam saluran melalui sebuah bangunan pengambilan jaringan irigasi. Fungsi bendung ini berbeda dengan fungsi bendungan dimana sebuah bendungan berfungsi sebagai penangkap air dan menyimpannya di musim hujan waktu air sungai mengalir dalam jumlah besar dan yang melebihi kebutuhan. Air yang ditampung di dalam bendungan ini dipergunakan untuk keperluan irigasi, air minum, industri, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Kelebihan dari sebuah bendungan, yaitu dengan memiliki daya tampung tersebut, sejumlah besar air sungai yang melebihi kebutuhan dapat disimpan dalam waduk dan baru dilepas mengalir ke dalam sungai lagi di hilirnya sesuai dengan kebutuhan saja pada waktu yang diperlukan. Bendung juga dapat didefinisikan sebagai bangunan air yang dibangun secara melintang sungai, sedemiki

Perencanaan Bendung

Pengertian Bendung Sebuah bendung memiliki fungsi, yaitu untuk meninggikan muka air sungai dan mengalirkan sebagian aliran air sungai yang ada ke arah tepi kanan dan tepi kiri sungai untuk mengalirkannya ke dalam saluran melalui sebuah bangunan pengambilan jaringan irigasi. Fungsi bendung ini berbeda dengan fungsi bendungan dimana sebuah bendungan berfungsi sebagai penangkap air dan menyimpannya di musim hujan waktu air sungai mengalir dalam jumlah besar dan yang melebihi kebutuhan. Air yang ditampung di dalam bendungan ini dipergunakan untuk keperluan irigasi, air minum, industri, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Kelebihan dari sebuah bendungan, yaitu dengan memiliki daya tampung tersebut, sejumlah besar air sungai yang melebihi kebutuhan dapat disimpan dalam waduk dan baru dilepas mengalir ke dalam sungai lagi di hilirnya sesuai dengan kebutuhan saja pada waktu yang diperlukan. Bendung juga dapat didefinisikan sebagai bangunan air yang dibangun secara melintang sungai,

ASPEK PERILAKU DALAM AUDIT MANAJEMEN

Aspek Perilaku dalam Audit Manajemen Menurut Code of Ethic for Professional Accountant (CEPA), auditor harus memiliki prinsip etika, yaitu ·          Integritas, yaitu sikap sederhana dan jujur dalam pekerjaan. ·          Objektivitas, yaitu sikap tidak membiarkan adanya penyimpangan dan konflik kepentingan yang mengganggu profesionalitas. ·       Kompetensi serta cermat dan kehati-hatian, yaitu sikap untuk memelihara pengetahuan pada tingkat yang disyaratkan agar klien menerima jasa yang profesional. ·          Kerahasiaan. ·          Perilaku profesional, yaitu sikap wajib mentaati hukum dan peraturan yang sesuai. Dalam menjalankan prinsip etika, auditor mendapatkan beberapa ancaman, yaitu ·          Self - interest threat , yaitu ancaman dari kepentingan pribadi. ·          Self - review threat , yaitu ancaman telaah sendiri, misalnya overbudget dalam audit mengakibatkan kualitas audit yang tidak memadai. ·          Advocacy threat , yaitu ancaman karena pe