1.
Sudut
Pandang Akuntansi
Terminologi akuntansi
dapat dirumuskan dari dua sudut pandang:
1.
Sudut pandang pemakai.
Sudut pandang pemakai :
akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informsi yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu
organisasi.
2.
Sudut pandang proses kegiatannya.
Sudut pandang proses
kegiatan : akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi.
2.
Akuntansi
Adalah Aktivitas Pelayanan
Menurut
Accountant Public Board (1970), Akuntansi adalah aktivitas pelayanan yang
merupakan deskripsi yang panjang diakui dan diterima oleh akuntan. Dengan
demikian muncul pertanyaan: siapa yang dilayani?, jasa apa yang disajikan?, dan untuk kepentingan apa? Terdapat beberapa sudut
pandang teori yang digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
3.
Teori
Kepemilikan
· Menurut
Littleton (1933), kepemilikan adalah "substansi" dari sistem
pencatatan berpasangan. Dari
sudut pandang ini, prosedur pencatatan akuntansi berpusat pada kepentingan
pemilik. Teori
ini disebut pula teori ekuitas.
· Berdasar
teori kepemilikan, maka persamaan akuntansi :
A - L = P
Dimana
P merupakan kekayaan bersih yang dimiliki oleh pemilik perusahaan (pemilik
modal).
· Menurut
Srague (1972), neraca perusahaan perseorangan adalah penjumlahan di beberapa
waktu tertentu dari semua elemen yang merupakan kekayaan seseorang atau
kumpulan orang-orang. Aset
adalah milik pemilik, sedangkan kewajiban adalah tanggung jawab pemilik. Jadi
dari sudut pandang kepemilikan, yang dinyatakan dalam persamaan akuntansi,
tujuan akuntansi adalah menentukan jumlah kekayaan bersih pemilik pada saat
tertentu di dalam perusahaan.
4.
Income
Teori Kepemilikan
· Pendapatan
diperoleh, dan beban pun ditimbulkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Pendapatan
meningkatkan kekayaan, sedangkan beban menurunkan kekayaan. Menurut
Vatter (1996), teori pencatatan berpasangan didasarkan pada gagasan bahwa
perkiraan biaya dan pendapatan memiliki karakteristik aljabar yang sama
sebagai "kekayaan bersih," yaitu, rekening perkiraan cenderung untuk
meningkatkan kekayaan bersih yang meningkat dengan kredit. Income
sebagai selisih bersih antara pendapatan dan bebannya akan menaikkan kekayaan
bersih atau menurunkan kekayaan bersih. Akibat
dari pusat perhatian akuntansi dari sudut pandang teori kepemilikan adalah pada
kenaikan kekayaan bersih. Sehingga
neraca menjadi laporan utama karena dari laporan neraca tampak nilai kekayaan
bersih dan perubahannya dalam periode tertentu.
5.
Pengaruh
di Dalam Praktek
· Akibat
sudut pandang teori kepemilikan, maka pengaruhnya di dalam praktik, yaitu
1 Dividen
diperlakukan sebagai pembagian income.
2 Bunga
pinjaman diperlakukan sebagai beban perusahaan.
3 Pajak
penghasilan diperlakukan sebagai beban perusahaan dan juga beban pemilik.
4 Gaji
yang dibayarkan kepada pemilik (bila pemilik menjadi manajer perusahaan) bukan
beban perusahaan.
5 Pencatatan akuntansi sangat memperhatikan kenaikan harga barang.
6 Kenaikan harga barang dicatat dan selisih harga kini dengan harga historis diakui sebagai income.
5 Pencatatan akuntansi sangat memperhatikan kenaikan harga barang.
6 Kenaikan harga barang dicatat dan selisih harga kini dengan harga historis diakui sebagai income.
6.
Teori
Entitas
· Teori
entitas muncul sebagai respons terhadap teori kepemilikan. Teori
ini dimulai dengan fakta bahwa korporasi adalah entitas yang terpisah dengan
identitas pribadi pemilik. Perusahaan
yang semakin besar menyebabkan pemilik tidak mampu lagi melaksanakan
fungsi-fungsi perusahaan secara langsung. Teori
entitas selanjutnya berasumsi bahwa fungsi manajer terpisah dengan pemilik. Akuntansi
berfungsi memberikan informasi perusahaan kepada pemilik. Sehingga
akuntan menaruh perhatian untuk mengatur bagaimana akun-akun laporan keuangan
diakui, diukur, dilaporkan, dan dijelaskan. Pengakuan,
pengukuran, pelaporan, dan penjelasan harus berdasarkan suatu prinsip akuntansi
berterima umum (PABU). Sehingga
laporan keuangan yang disusun dan dilaporkan memenuhi prinsip yang dapat
diterima semua pihak. Menurut
Paton (1962), Ini adalah 'bisnis' yang pembukuan atas peristiwa keuangan serta
akuntannya mencoba untuk merekam dan menganalisa; akun-akun dan rekening
merupakan catatan dari "bisnis"; laporan periodik operasi dan kondisi
keuangan adalah laporan dari "bisnis". Menurut
Paton, semenjak saham perusahaan mulai dilepas, maka jalannya operasi
perusahaan sudah ada di tangan manajer. Jadi
dari sudut pandang akuntansi, sebuah perusahaan adalah unit yang dipergunakan
oleh manajer untuk kepentingan ekonomi yang terpisah dari pemiliknya.
7.
Dua
Pandangan Mengenai Perusahaan
Dengan
terpisahnya manajer dengan pemilik, ada dua versi pandangan mengenai
perusahaan, yaitu
· Versi pertama bahwa perusahaan sebagai
unit bisnis yang mengoperasikan dana dari pemilik yang dipercayakan kepada
manajer untuk meningkatkan kekayaan pemilik.
· Versi kedua bahwa perusahaan sebagai
suatu unit bisnis dan dari sudut pandang akuntansi, akuntansi mencatat dan
melaporkan hasil operasi perusahaan untuk kepentingan perusahaan sendiri.
· Dua versi pandangan mengenai perusahaan
tersebut tetap memandang bahwa perusahaan adalah unit bisnis yang terpisah
dengan pemiliknya.
8.
Neraca
Teori Entitas
· Berdasarkan
sudut pandang entitas, akuntansi memandang perusahaan sebagai pusat perhatian
dan pemilik serta kreditur sebagai pihak luar sebagai penyandang dana.
· Persamaan
akuntansi menjadi :
Aset = Ekuitas
· Ekuitas
adalah hak penyandang dana perusahaan.
· Yang
memiliki hak pertama adalah kreditur, sedangkan pemilik adalah sisanya bila
terjadi likuidasi. Pemilik
(pemegang saham) tidak memiliki klaim terhadap aset perusahaan, begitu juga
terhadap income perusahaan. Neraca
melaporkan aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Aset adalah hak perusahaan
dan kewajiban adalah kewajiban perusahaan, bukan pemilik (pemegang saham). Dari
sudut pandangan teori entitas, akuntansi tidak memandang perlu pelaporan dengan
harga kini untuk aset bukan moneter yang dilaporkan dalam laporan keuangan
sebagai penggunaan dana dari ekuitas pemegang saham. Pemegang
saham lebih perduli pada laporan income perusahaan.
9.
Income
Teori Entitas
· Dalam
teori entitas, penentuan income menjadi pusat perhatian, sehingga laporan laba
rugi menjadi laporan yang paling penting.
· Dua
alasan penekanan pada income, yaitu pemegang saham memandang income sebagai
tolak ukur keberhasilan investasi dan keberhasilan perusahaan memperoleh
income mengidentifikasikan bahwa perusahaan dapat bertahan hidup.
· Teori
entitas menganggap beban merupakan penggunaan aset dan jasa perusahaan untuk
mendapatkan pendapatan dalam periode tertentu. Aset
dan beban mempunyai esensi yang sama, yaitu sama-sama memberikan pengorbanan
dalam rangka memperoleh pendapatan. Jika
teori entitas diikuti, kreditur dan pemegang saham mempunyai posisi yang sama,
maka pembayaran bunga kepada kreditur merupakan pembagian income, bukan beban
bunga. Pandangan
lain mengatakan kreditur dan pemegang saham sama-sama penyandang dana atau
dengan kata lain perusahaan menggunakan dana kreditur dan dana pemegang saham. Dari
sudut pandang ini, pembayaran bunga dan dividen dianggap beban perusahaan,
karena pemakaian dana dari pihak luar. Namun
apapun pendapat atau pandangan yang ada, yang jelas adalah income menurut teori
entitas diperoleh melalui upaya manajer, bukan diperoleh dari kenaikan harga
historis aset ke harga kini. Sehingga
income dalam teori entitas menjadi ukuran kinerja manajemen dan perusahaan.
10. Pengaruh di Dalam Praktik
Baik
teori kepemilikan maupun teori entitas dipraktikan secara tidak konsisten.
Secara garis besar dijumpai praktik-praktik sebagai berikut: dividen
diperlakukan sebagai pembagian laba, bunga
pinjaman diperlakukan sebagai beban perusahaan, pajak
penghasilan diperlakukan sebagai beban perusahaan, nilai uang dianggap tetap, sehingga teori entitas berbasis pada akuntansi
konvensional, gaji
yang dibayarkan kepada pemilik (bila juga menjadi manajer perusahaan)
diperlakukan sebagai beban perusahaan.
11. Teori Enterprise
· Suojamen
(1954) melakukan penelitian di sejumlah perusahaan besar dan menyatakan bahwa perusahaan
besar adalah suatu lembaga dengan tanggung jawab sosial. Keputusan-keputusan
yang dibuat oleh manajer perusahaan harus disadari akan berdampak sosial. Yang
dimaksud sosial adalan: pemegang saham, karyawan, kreditur, pelanggan,
agen-agen pemerintah, dan masyarakat umum. Pandangan
teori enterprise sangat berbeda dengan pandangan teori kepemilikan dan teori
entitas. Teori
kepemilikan dan teori entitas menekankan peran akuntansi dalam mencatat
kejadian di dalam perusahaan dalam rangka mencatat kenaikan kekayaan pemegang
saham. Kedua
teori ini akan mengakibatkan manajer berperilaku mengoperasikan perusahaan agar
dapat meningkatkan kekayaan pemegang saham, tanpa memperhatikan dampak sosial. Perilaku
manajer tersebut sering dilakukan dengan moral hazard. Teori
enterprise memandang perusahaan sebagai unit yang lebih luas. Tanggung
jawab manajer bukan hanya kepada pemegang saham, tetapi juga kepada karyawan,
kreditur, pelanggan (pembeli dan pemasok), agen-agen pemerintah, dan masyarakat
pada umumnya. Perilaku
manajer dalam menjalankan perusahaan harus berdampak pada nilai tambah
masyarakat, yaitu meningkatkan income tanpa mengorbankan masyarakat. Misalnya,
menekan biaya bahan baku dengan pembelian yang efisien, meningkatkan produktivitas perusahaan, menghilangkan non
value added activities.
12. Nilai Tambah Income Teori
Enterprise
· Suojamen
(1954) berpendapat bahwa untuk mewujudkan tanggung jawab sosial, manajer harus
menyampaikan laporan tambahan. Laporan
tambahan ini menjelaskan nilai tambah yang terjadi bagi lingkungan sosialnya. Accounting
Steering Committee UK (1975) memberikan rekomendasi bagi
perusahaan besar untuk melaporkan nilai tambah dengan Added Value Statement. Dalam
laporan tersebut akan tampak bahwa income tersedia bukan hanya untuk pemegang
saham tetapi juga untuk masyarakat pada umumnya. Murley
(1978) mengungkapkan pada teori enterprise, income yang diperoleh perusahaan
bukan hanya hasil upaya manajer, tetapi juga dari lingkungan sosial, termasuk
karyawan. Berdasarkan
teori ini lingkungan sosial lebih berkuasa dibandingkan dengan pemegang saham.
Comments
Post a Comment