Aturan
atau Standar Audit Manajemen
Berikut beberapa
literatur yang menjelaskan mengenai aturan dan standar audit manajemen, yaitu
Sumber
literatur
|
Aturan dan
standar audit manajemen
|
Herbert, 1979
|
Menurut Herbert,
tidak ada standar audit manajemen yang baku. Standar audit manajemen
didasarkan pada standar yang dimiliki oleh perusahaan dan disesuaikan dengan
kondisi saat pelaksanaan audit manajemen.
|
Tugiman, 1997
|
Menurut Tugiman,
aturan dan standar audit manajemen terkait dengan standar profesional audit
manajemen dan standar mengenai kode etik auditor selama melaksanakan audit
manajemen.
|
David, 1982
|
Menurut David, aturan
dan standar audit manajemen terkait dengan kode etik auditor selama
melaksanakan audit manajemen. Terdapat beberapa kode etik yang harus diikuti
oleh auditor agar audit manajemen berlangsung dengan baik.
|
Menurut Herbert (1979),
tidak ada standar audit manajemen yang baku. Standar saat pelaksanaan audit
manajemen didasarkan pada standar yang dibuat oleh manajemen dan disesuaikan
dengan kondisi saat pelaksanaan audit manajemen. Standar yang dipakai saat audit
manajemen juga dapat didasarkan pada standar yang berlaku pada rata-rata
industri.
Aturan atau standar
dalam audit manajemen terkait dengan standar profesional audit manajemen. Menurut
Tugiman (1997), standar profesional disusun agar auditor paham apa yang harus
dilakukan selama proses audit manajemen. Standar profesional ini berisi
mengenai beberapa hal, yaitu
· Rangkuman norma praktek profesional
audit
Rangkuman
ini berisi mengenai segala hal yang harus diperhatikan oleh auditor dalam
menjalankan audit. Misalnya, para pemeriksa audit manajemen haruslah
melaksanakan tugasnya secara objektif dan dalam melakukan pemeriksaan, para
pemeriksa audit manajemen haruslah bertindak dengan ketelitian profesional yang
sepatutnya.
· Independensi auditor
Dalam
bagian ini dijelaskan bahwa auditor harus memiliki dan menjaga independensi
selama proses audit manajemen.
· Kemampuan profesional auditor
Dalam
bagian ini dijelaskan bahwa auditor harus mencerminkan keahlian dan ketelitian
profesional. Auditor juga harus memiliki atau mendapatkan pengetahuan,
kecakapan, dan berbagai disiplin ilmu yang dibutuhkan untuk menjalankan
tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan. Selain itu dijelaskan juga bahwa
pemeriksa audit manajemen haruslah mematuhi standar profesional dalam melakukan
pemeriksaan.
· Lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan selama audit
Dalam
bagian ini dijelaskan bahwa lingkup pemeriksaan audit manajemen harus meliputi
pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian
internal yang dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang
diberikan. Selain itu dijelaskan juga bahwa pemeriksa audit manajemen haruslah
memeriksa sistem yang telah ditetapkan untuk meyakinkan apakah sistem tersebut
telah sesuai dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, hukum, dan peraturan yang
memiliki akibat penting terhadap pekerjaan-pekerjaan atau operasi-operasi,
laporan-laporan serta harus menentukan apakah organisasi telah memenuhi hal-hal
tersebut.
· Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
Dalam
bagian ini dijelaskan bahwa kegiatan pemeriksaan audit manajemen harus meliputi
perencanaan pemeriksaan, pengujian, serta pengevaluasian informasi,
pemberitahuan hasil dan menindaklanjuti (follow
up). Dalam bagian ini dijelaskan beberapa hal, yaitu
1. Pemeriksa
audit manajemen harus mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi,dan
membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil pemeriksaan.
s Pemeriksa
audit manajemen harus melaporkan hasil-hasil pemeriksaan yang diperoleh dari
kegiatan pemeriksaannya.
s Pemeriksa
audit manajemen harus terus meninjau atau melakukan follow up untuk memastikan bahwa terhadap temuan-temuan pemeriksaan
yang dilaporkan telah dilakukan tindak lanjut yang tepat.
Aturan
dan Standar Mengenai Kode Etik Audit Manajemen
Menurut Tugiman (1997),
terdapat pula aturan dan standar dalam audit manajemen yang mengatur mengenai
kode etik auditor. Kode etik profesional berkembang karena adanya hubungan
khusus yang sangat erat antara para praktisi profesional dan kliennya. Klien
harus memiliki kepercayaan bahwa para profesional bertindak secara etis.
Kepercayaan klien akan meningkat jika profesional diharuskan untuk bersumpah
dalam melayani masyarakat secara jujur dan bertanggung jawab, serta diatur oleh
kode etik profesi yang ketat.
Kode etik memberi
batasan kriteria perilaku profesional dan mengharapkan para auditor audit
manajemen untuk memelihara standar kompetensi, moralitas, dan kehormatan
(Tugiman, 1997). Dalam kode etik ini diungkapkan bahwa etika merupakan pertimbangan
penting dalam praktek audit manajemen modern, dan mengharuskan auditor untuk
bersikap jujur, objektif, dan loyal kepada pemberi tugas; untuk menghindari
konflik kepentingan dan untuk tidak menerima imbalan atau hadiah untuk
memperlakukan informasi yang diperoleh sebagai rahasia; untuk mendukung
pendapatnya dengan fakta-fakta untuk mengungkapkan semua fakta material yang
diketahui; dan untuk selalu mengembangkan keahliannya.
David (1982) mengungkapkan konsep kode etik yang dituangkan dalam
kode etik profesional oleh The Institute
of Internal Auditors, yaitu
1. Setiap anggota harus jujur, objektif,
dan mau bekerja keras.
2. Setiap anggota harus memiliki loyalitas
dalam segala hal yang menyangkut tugasnya tetapi ia tidak boleh secara sadar menutupi
segala kegiatan ilegal yang diketahuinya.
3. Setiap anggota tidak boleh melakukan
aktivitas yang dapat mengurangi tingkat objektivitas.
4. Setiap anggota tidak boleh menerima uang
jasa dari klien tanpa sepengetahuan atasan.
5. Setiap anggota harus memikirkan segala
kemungkinan yang akan terjadi atas tindakan yang akan dilakukannya.
6. Setiap anggota dalam memberikan opini
harus didasarkan pada bukti-bukti yang cukup.
7. Setiap anggota harus selalu berusaha
mengembangkan tingkat efisiensi dan efektivitas.
8. Setiap anggota harus mematuhi dan memegang
teguh aturan-aturan yang ditetapkan oleh The
Institute of Internal Auditors. Mereka harus selalu memegang prinsip
kompeten, moralitas, dan mempertahankan harga diri sesuai ketentuan The Institute of Internal Auditors.
Teknik Pelaksanaan
Audit Manajemen
Menurut
Herbert (1979), teknik pelaksanaan audit dapat menggunakan beberapa cara, yaitu
1. Menemukan
bukti audit menggunakan sampling secara statistik
2. Menemukan
bukti audit dengan menggunakan interview dan kuesioner
3. Menggunakan
bantuan komputer
4. Menggunakan
bantuan ahli dan konsultan
Dalam teknik audit
manajemen menggunakan sampling secara statistik, auditor harus memastikan
beberapa hal, yaitu kecukupan data yang didapat harus dapat diukur, bias data
dapat dieliminasi, dan sampel yang didapat juga dapat dipahami oleh auditor
yang belum berpengalaman (Herbert, 1979). Bukti audit yang didapat harus sama
atau dapat menjelaskan tiga elemen penting dari tujuan audit, yaitu kriteria,
penyebab, dan dampak. Auditor juga harus memperhatikan materialitas atau
kesesuaian sampel bukti audit yang didapat dengan tujuan audit yang diharapkan.
Menurut Herbert (1979), auditor juga harus memastikan reliabilitas atau
kehandalan dari sampel bukti audit yang ditemukan dan sampel bukti audit
tersebut harus dapat digunakan secara generalisasi dan bersifat homogen.
Menurut Herbert (1979),
dalam menemukan bukti audit dengan menggunakan interview dan kuesioner, hal
yang paling penting harus diperhatikan oleh auditor adalah narasumber dalam
internal perusahaan. Hal ini sangat penting mengingat siapa narasumber yang
dimintai informasi akan sangat menentukan informasi apa yang akan didapat oleh
auditor. Dalam menggunakan teknik ini, auditor harus merencanakan dan
mempersiapkan interview dan kuesioner dengan baik. Misalnya, untuk interview,
auditor harus merekam proses interview dengan narasumber. Hasil rekaman inilah
yang nantinya akan menjadi bukti audit.
Auditor juga dapat
menggunakan bantuan komputer sebagai teknik dalam audit manajemen. Hal ini
dikarenakan mungkin saja operasional perusahaan sudah terintegrasi dalam sistem
komputer atau sering disebut dengan Electronics
Data Processing (EDP). Menurut
Herbert (1979), AICPA sudah memberikan standar untuk audit dengan menggunakan
bantuan komputer. Salah satu standar umumnya menyatakan bahwa untuk audit
dengan menggunakan bantuan komputer, audit tersebut harus dilaksanakan oleh
auditor yang memiliki pengalaman dan pemahaman teknis yang cukup. Dalam
menggunakan bantuan komputer dalam audit, auditor dapat menggunakan beberapa
metode, yaitu audit komputer menggunakan test
deck, audit menggunakan software
audit, dan audit dalam lingkungan sistem komputerisasasi. Selain itu terdapat
pula metode fasilitas tes yang terintegrasi dan simulasi menggunakan komputer.
Menurut Herbert (1979),
audit manajemen juga dapat menggunakan ahli dan konsultan. Metode ini memiliki
beberapa teknik analitis, yaitu
·
Model probabilitas,
·
Model eksperimental,
·
Model balance,
·
Model optimizing, dan
·
Model dengan matematika
Menurut Sawyer et
al. (2005), teknik dan prosedur audit adalah teknik-teknik yang diterapkan
auditor untuk menentukan apakah tujuan operasi telah dicapai. Sebagai contoh,
program audit akan berisi pemeriksaan auditor atas sampel pesanan pembelian dan
melihat apakah pesanan tersebut dilengkapi dengan permintaan pembelian.
Sawyer et al.
(2005) berpendapat bahwa teknik dan prosedur audit ini dilaksanakan saat
pekerjaan lapangan. Pada struktur pekerjaan lapangan, urut-urutan program
direncanakan. Aktivitas yang berurutan saling berhubungan untuk meyakinkan
bahwa terdapat susunan alur kerja. Jadi, staf yang ditugaskan pada aktivitas
tertentu tidak harus menunggu auditor lainnya menyelesaikan aktivitasnya. Sistem
analitis seperti Teknik Evaluasi dan Penelaahan Program (Program Evaluation and Review Technique – PERT) bisa digunakan.
Aktivitas-aktivitas ini diidentifikasi dalam sebuah diagram dengan simbol-simbol
yang berhubungan untuk menunjukkan tahapan. Penghubungan harus mencakup
estimasi waktu yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut dan juga bisa mencakup
biayanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Bhayangkara, IBK. 2008.
Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi.
Jakarta: Salemba Empat.
David,
R.N. 1982. Auditing Concepts and
Standards. Cincinnati, Ohio: South Western Publishing Co. Pages 115-116
Herbert, Leo. 1979. Auditing the Performance of Management. California: Lifetime
Learning Publications.
Sawyer,
Lawrence.B., Mortimer A. Dittenhofer, and James H. Scheiner. 2005. Sawyer’s Internal Auditing, 5th
ed. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Tugiman,
Hiro. 1997. Standar Profesional Audit
Internal. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Comments
Post a Comment